Kamis, 29 Maret 2012

SEJARAH PULAU MADURA

0

  Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.




  Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .


  


  Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.

  Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. padahal orang madura itu adalah orang yang mudah menerima keadaan, berusaha mengalah, dan cenderung berprasangka baik pada orang lain. Hal inilah yang sering melahirkan pemikiran untuk memperdayai dan memanfaatkan keluguan orang madura. sehingga pada akhirnya ketika orang madura berusaha membela diri, emosi dan membalas secara fisik, terlihat seperti suku yang tempramental. hal ini benar-benar dimanfaatkan oleh penjajah Belanda pada jaman dahulu untuk memecah belah persatuan bangsa. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).




Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat 


Administrasi
Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu
  1. Kabupaten Bangkalan
  2. Kabupaten Sampang
  3. Kabupaten Pamekasan
  4. Kabupaten Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M ".
Sejarah


Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masaHindia Belanda
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti KediriSinghasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa sepertiDemak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.
Ekonomi
Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dariSurabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Tokoh Madura


Tokoh Legenda

  • Adi Poday, Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Potre Koneng dan dkaruniai dua orang anak yaitu Jokotole dan Jokowedi
  • Potre Koneng, alias Dewi Saini cucu dari Pangeran Bukabu di Sumenep
  • Jokotole Anak pertama perkawinan Adipoday dan Potrekoneng yang ditemukan sedang disusui lembu putih di kandang sapi milik Mpu Kelleng yang akhirnya menjadi ayah angkatnya. Tempat dimana terdapat kandang sapi ini kelak menjadi nama Desa di daesah ini yaitu Desa Pekandangan.
  • Jokowedi
  • Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep
  • Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial belanda.
  • Trunojoyo
  • Ke Lesap1


Tokoh Kerajaan

  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
  • Raden Aria Wiraraaja :adalah :Pendiri kerjaan Majapahit .
Tokoh Ulama/Kyai
  • KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.
  • Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
  • Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari: Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari Pangeran Mas 1621-1624
  • KH Ahmad Tidjanie Jauhari, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami, Mekkah juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Madura
  • KH Alawie, Kiyai dari Sampang
  • KH. Bahaudin Mudhary, Ketua MUI Jatim, Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus
  • KH. Badrie Masduki, Tokoh NU


Pahlawan dari Madura


Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia

  • Mahfud,MD, Prof.Dr. :Ketua Mahkamah Konstitusi
  • Hadi Purnomo: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
  • Herman Widyananda, DR. SE., M.Si.: Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan


Tokoh Pejabat Menteri Kabibinet Republik Indonesia

  • Soemarno Sosroatmodjo untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta :
  • Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
  • Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
  • R.Hartono, Menteri Dalam Negeri Jendral
  • Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
  • Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan


Tokoh Setingkat Menteri

  • Rahmat Saleh: Gubernur Bank Indonesia
  • Majid: Ketua BPS RI
  • Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH: Jaksa Agung RI


Tokoh sebagai Gubernur

  • Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
  • Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta


Tokoh di Militer

  • R.HARTONO, Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )
  • Muhammad Arifin, Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )
  • Hanafie Asnan,Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )
  • Banurusman, Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )
  • Roesman Hadi, KAPLRI
  • Arie Sadewo, Jenderal AD, Wakil BIN


Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti

  • Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gajah Mada
  • R. Achmady, Rektor Universitas Brawijaya (Adik Ichlasul Amal)
  • Afnan Troena, Rektor Universitas Brawijaya
  • HR Soedarso Djojonegoro, Rektor Universitas Negeri Airlangga,link: http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html
  • M.Iksan Semaoen, Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura
  • Nurcholish Madjid, Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA
  • HM Rachimoellah, Guru Besar di Institute Teknologi Nopember Surabaya  :
  • Mien Ahmad Rifai, Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru)Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama )
  • Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, Pemilik Surabaya Post
  • Iwan Jaya Azis, Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University
  • Syairul Alim, Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada
  • Riswandha Imaw, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada
  • Mochtar Mas'ud, Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM
  • Didik Junaidi Rachbini, Prof.DR , Pengamat ekonomi dan politikus PAN  :
  • Faisal Ismail, Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait
  • Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)


Tokoh Budaya/Seniman Madura

  • Abdul Hadi,WM
  • Kadarisman Sastrodiwiryo
  • D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
  • Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut
  • Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
  • Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
  • Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison
Read More